Dampak Selingkuh Terhadap Kesehatan Mental Pelaku Maupun Korban

Dampak Selingkuh Terhadap Kesehatan Mental Pelaku Maupun Korban
|Ilustrasi selingkuh. Foto: Getty Images
JEVPEDIA.COM - Selingkuh terkadang menjadi hal yang tak bisa terhindarkan dalam sebuah hubungan asmara. Ketika pasangan melakukan perselingkuhan, kamu pasti mengalami merasa sedih dan marah. Tak cuma itu, menjadi korban perselingkuhan juga bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang. Mengutip Good Therapy, perselingkuhan bisa berdampak pada kedua belah pihak dalam suatu hubungan. Bagi pasangan yang sudah menikah dan memiliki anak, hal ini juga bisa berdampak pada anak. Sebuah studi juga menyebutkan bahwa diselingkuhi bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik. Seseorang yang pasangannya berselingkuh bisa saja mengalami kecemasan, depresi, rendahnya kepercayaan diri dan harga diri, menyalahkan diri sendiri, dan malu. Ia bahkan bisa mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma. Hal ini juga bisa memicu perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, gangguan makan, dan konsumsi alkohol. Hal ini sejalan dengan sebuah studi dari University of Nevada yang dipublikasi pada 2017 silam. Mengutip Huffington Post, penelitian ini menyoroti bahwa menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan juga bisa menimbulkan perilaku berisiko. "Mereka cenderung makan lebih sedikit atau tidak makan sama sekali, lebih sering mengkonsumsi alkohol atau ganja, berhubungan seks di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol, atau berolahraga berlebihan,” kata penulis studi M. Rosie Shrout. Studi tersebut juga menemukan bahwa dampak ini lebih kuat terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa seseorang harus berhenti menyalahkan diri sendiri saat orang lain berselingkuh.

Dampak terhadap orang yang berselingkuh

Lantas, bagaimana dampak perselingkuhan terhadap orang yang melakukannya? Bila berlangsung selama bertahun-tahun tanpa diketahui pasangan, perselingkuhan bisa memberi dampak emosional dan mental bagi pelakunya. Orang yang berselingkuh bisa mengalami kecemasan atau depresi. Mereka mungkin dikuasai oleh rasa bersalah, tidak berdaya, dan merasa terjebak. Mengubah situasi ini mungkin terasa sulit atau bahkan tidak mungkin, sehingga perselingkuhan bertahan jauh lebih lama. [caption id="attachment_2150" align="aligncenter" width="300"] width= Ilustrasi selingkuh. Foto: Getty Images[/caption] Semakin lama perselingkuhan terjadi, dampak yang muncul akan semakin besar. Ketakutan atau rasa enggan untuk berbicara tentang perselingkuhan dapat membahayakan kedua belah pihak dalam jangka panjang. Adapun data menunjukkan terdapat beberapa hal yang menjadi faktor risiko perselingkuhan. Tinggal di kota besar ternyata dapat meningkatkan kemungkinan perselingkuhan hingga 50 persen. Kemudian, kasus perselingkuhan dua kali lebih banyak terjadi pada orang di antara usia 18-30 tahun. Fakta lainnya, laki-laki ternyata hampir 80 persen lebih mungkin berselingkuh ketimbang perempuan. Beberapa pasangan mungkin bisa memperbaiki hubungan yang telah rusak akibat perselingkuhan dengan upaya mereka sendiri ataupun bantuan ahli. Hal ini seringkali bisa membuat hubungan mereka menjadi lebih kuat. Namun, perselingkuhan tak jarang menjadi pemicu berakhirnya sebuah hubungan. (Sc : Kumparan)  

Berita Lainnya

Index