Burasak, Masakan Khas Sulawesi Yang Wajib Saat Lebaran

Burasak, Masakan Khas Sulawesi Yang Wajib Saat Lebaran

JEVPEDIA.COM - Momen hari raya menjadi momentum silaturahmi bagi setiap umat Islam. Keluarga jauh dan dekat, kerabat, teman dan banyak orang berkumpul bersama. Beragam hidangan kuliner disajikan untuk mengisi perut sambil bercengkrama

Burasak, makanan khas dari Sulawesi ini merupakan menu wajib yang ada di keluarga suku Bugis yang menetap di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun pisang ini biasa disajikan saat hari raya pertama. 

Tekstur burasak hampir sama dengan lontong, hanya saja burasak dimasak menggunakan santan dan merebusnya pun memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini diungkapkan Ibu Safiah, keluarga suku Bugis yang menetap di Tembilahan. 

"Merebusnya kurang lebih selama 5 jam, sampai air rebusannya berubah warna. Untuk bungkusnya itu kita menggunakan daun pisang yang bagian pucuk, sehingga nyaman untuk dibentuk" ujar ibu 3 anak ini. 

Bentuk burasak juga berbeda-beda, ada berbentuk segi empat, persegi panjang, dan ada bulat. Hal ini tergantung banyak dan ukuran daun pisangnya. 

"Kalau daunnya lebar dan banyak biasa kita buatkan bentuk persegi panjang, tetapi kalau ukuran daunnya kecil, bisa dibuat ukuran bulat atau persegi" Ucap Ibu Safiah. 

"Karena hari raya pertama itu banyak yang datang, biasa saya masak berasnya bisa 4 sampai 5 kg beras" lanjutnya.

Sebenarnya burasak tetap enak jika langsung dimakan. Tapi kurang lengkap jika tidak disandingkan dengan Nasu Lekku, yang merupakan masakan seperti gulai namun tidak terlalu pedas. 

Pelengkap burasak lainnya adalah Nasu Bale Matti, masakan ikan yang direbus hingga kering dengan tumisan bawang, kunyit, terasi dan asam jawa ini merupakan perpaduan yang pas untuk dihidangkan bersama burasak